Senin, 13 Oktober 2014

Contoh Kasus Perilaku Dalam Organisasi di Dunia Bisnis.

Perilaku organisasi adalah studi sistematik dan penerapan pengetahuan tentanbagaimana individdan  tim  kerja  bertindak  dalam  suatu  organisasi  di tempat mereka bekerja.
Sebagai contoh, sebuah organisasi yang terjun mengarah kedunia bisnis sudah banyak sekali saat ini, organisasi-organisasi yang sudah siap tentu akan memenuhi tantangan ini dan berupaya mengungguli pesaing mereka, dengan  cara  kreatif  dan  inovatif  karena  mereka  tahu  taruhannya  sangat  tinggi. Setiap individu dalam organisasi biasanya berasumsi bahwa tujuan utama dari bisnis adalah mencapai keuntungan, namun apyandibutuhkan sehinggorganisasi mampu mencapainya?. Dalam sejumlah organisasi bisnis yang beroperasi saat ini, suatu penekanalebidiletakkan padpencapaian angka-angkdan bagaimana untuk mencapai angka-angka tersebut. Untuk  mencapai  angka-angka biasanya para pekerja akan lebih diasah sisi keterampilan teknik dan produktivitas (efisiensi dan efektivitas) mereka, dengan pertimbangan sisi besaran anggaran. Para pekerja yang berfungsi sebagai  mesin uang dan mampu mencapai angka-angka yang ditargetkan secara manusiawi bukanlah menjadi urusan para manajer mereka, sepanjang jumlah angka yang menjadi tugasnya terpenuhiDalam dunia bisnis saat ini, para manajer lebih menyadari untuk memperhatikan bagaimana para pekerja bereaksi terhadap situasi perubahan. Para manajer mulai melihat perilaku organisasi sebagai bagian rumit yang penting dari organisasi yang membutuhkan penanganan khusus, baik melalui pelatihan maupun pengembangan tenaga kerja. Dalam dunia bisnis saat ini, para pimpinan organisasi mulai menyadari bahwa perilaku organisasi adalah alat penting untuk mengelola tim kerja yang efektif. Itulah sehingga organisasi memerlukan perspektif perilaku organisasi dalam menangani dampak perorangan, kelompok, tim kerja, dan struktur, terhadap organisasdengan  tujuan  menerapkan  pengetahuan  tersebut  guna memperbaiki efisiensi dan efektivitas organisasi. Dengan demikian, pendekatan perilaku organisasi antara manager dan pekerja sangatlah penting karena mengacu pada bagaimana interaksi antara individu satu dengan lainnya.

PSIKOLOGI MANAJEMEN

Apa itu Manajemen ?

Definisi manajemen menurut para ahli :


Henry Fayol mengatakan, Manajemen mengandung gagasan lima fungsi utama yaitu, merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan. Sedangkan fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.

James A.F Stoner (2006:Organisasi.ORG).
Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Mulayu S.P.Hasibuan (2000:2)
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai satu tujuan.

T.Hani Handoko (2000:10)
Manajemen adalah bekerja dengan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan, dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia, pengarahan, kepemimpinan dan pengawasan.

Marry Parker Follet
Manajemen adalah  seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain.

Prof.Oie Liang Lee
Manajemen adalah ilmu dan seni mengkoordinasikan serta mengawasi tenaga manusia dengan bantuan alat-alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Jenis-jenis Manajemen

Berdasarkan Hirarki terbagi menjadi :

Manajemen puncak
  • Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan.
  • Direktur-direktur, CEO.
Manajemen menengah
  • Melaksanakan tujuan, strategi dan kebijakan yang telah dilakukan manajemen puncak.
  • Mengkoordinasikan dan mengarahkan aktivitas tingkat bawah dan karyawan.
  • Manajer pemasaran, manajer produksi dll.

Manajemen tingkat bawah
  • Mengawasi karyawan secara langsung.
  • Supervisor, pengawas dll.

Berdasarkan fungsi terbagi menjadi :

Manajer Umum
  • Mengawasi unit tertentu yang mempunyai beberapa tanggung jawab sekaligus.
  • Manajer divisi.
Manajer Fungsional
  • Bertanggung jawab terhadap satu aktivitas.
  • Manajer pemasaran, manajer keuangan, dll.

Apa itu Psikologi Manajemen ?

Psikologi manajemen adalah ilmu tentang bagaimana mengatur / me-manage sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan. Sehingga dengan ilmu psikologi yang memang berpusat pada manusia, sehingga bisa meningkat mutu sumber daya manusia seperti meningkatkan motivasi kerja, sikap kerja, dan lain-lain, dengan menggunakan berbagai macam metode / teknik.

Tujuan Psikologi Manajemen :

Kegiatan intervensi yaitu yang bertujuan untuk “mengolah” manusia inilah yang menjadi titik tolak dari kajian ilmu psikologi manajemen. Hal ini bertujuan agar seluruh kayawan / SDM dari suatu organisasi/perusahaan mengerti betul akan tugasnya, mampu memberikan informasi kepada pelanggan atau rekan sekerjanya, dan pada akhirnya membuat karyawan itu senang pada pekerjaan dan perusahaannya.

Pengertian Kepemimpinan

Ada banyak pengertian yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa kesamaan.

Menurut Tead, Terry, Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.

Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.

Kepemimpinan adalah suatu proses yang dinamis, bervariasi dari satu situasi ke situasi lain dengan perubahan dari pemimpinan, pengikut dan situasi. Efektivitas tergantung pada kesesuaian satu gaya untuk situasi dimana ia digunakan.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok

Teori Kepemimpinan

Teori kepemimpinan 1: Great Man Theory

Menurut teori kepemimpinan ini seorang pemimpin besar terlahir sebagai pemimpin yang yang memiliki ciri-ciri yang istimewa yang mencakup: karisma, kecerdasan, kebijaksanaan dan dapat menggunakan kekuasaan yang dimilikinya untuk membuat berbagai keputusan yang memberi dampak besar bagi sejarah manusia. Karisma sendiri menunjukkan kepribadian seseorang yang dicirikan oleh pesona pribadi, daya tarik, yang disertai dengan kemampuan komunikasi interpersonal dan persuasi yang luar biasa.

Teori kepemimpinan 2: Trait Theory

Teori kepemimpinan ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari Great Man Theory yang mengatakan bahwa para pemimpin dilahirkan dan bukan diciptakan (leader are born and not made). Tetapi sejalan dengan pemikiran mahzab behavioralis, pada peneliti di tahun 1950-an berkesimpulan bahwa karakteristik pemimpin tidak seluruhnya merupakan bawaan sejak lahir, namun diperoleh melalui pembelajaran dan pengalaman. Karena itu mereka berkesimpulan bahwa kepemimpinan yang efektif dapat dipelajari.

Teori kepemimpinan 3: Behavioral Styles Theory

Selama perang dunia II studi mengenai teori kepemimpinan mengalami perubahan arah yang signifikan dari mempelajari ciri-ciri individu menjadi pola perilaku pemimpin yang disebut dengan leadership styles. Dengan demikian maka fokus beralih dari “siapa pemimpin itu” menjadi “bagaimana seorang pemimpin berperilaku atau menjalankan gaya kepemimpinan”

Teori kepemimpinan 4: Situational Theory

Para peneliti yang menganut aliran teori kepemimpinan ini mengatakan bahwa efektivitas gaya kepemimpinan sangat tergantung kepada situasi yang melingkupinya. Oleh karena itu, mereka mempunyai asumsi bahwa kepemimpinan yang berhasil akan terjadi apabila gaya kepemimpinan yang digunakan sesuai dengan situasi.

Teori kepemimpinan 5: Transactional Leadership Theory

Menurut teori kepemimpinan ini, karyawan akan termotivasi oleh imbalan maupun hukuman. Seorang pemimpin akan dapat menjalankan kepemimpinannya dengan efektif apabila ia mampu mengembangkan struktur kerja yang jelas sehingga para manajer akan dapat merumuskan dengan jelas apa yang harus mereka lakukan dan dibutuhkan oleh para bawahannya serta memberi imbalan sesuai dengan pekerjaan yang mereka lakukan. Demikian pula sebaliknya, dalam teori kepemimpinan ini, sang manajer dapat memberikan hukuman bila karyawan tidak berhasil memenuhi standar kinerja yang diberikan kepadanya.

Teori kepemimpinan 6: Transformational Leadership Theory

Teori kepemimpinan ini didasari oleh hasil penelitian mengenai perilaku kepemimpinan di mana para pemimpin yang kemudian dikategorikan sebagai pemimpin transformasi (transformational leader) mampu memberikan inspirasi kepada yang lain dalam organisasi untuk mencapai sesuatu yang melebihi apa yang telah direncanakan organisasi. Ia juga seorang pemimpin yang visioner yang mengajak orang lain bergerak untuk mengikuti visinya. Mereka mengandalkan karisma dan kewibawaan (refferent power) dalam menjalankan kepemimpinannya.

Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain—pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan—tak akan dapat berjalan.

Pengertian Perencanaan

Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.

Manfaat Perencanaan

Beberapa manfaat dari perencanaan adalah:

1. Dipakai sebagai alat pengawasan daan pengendalian  kegiatan sehari-hari perusahaan. Perencanaan yang telah disusun dengan baik akan memudahkan para pelaksanaan untuk mengetahui apakah tindakan mereka menyimpang atau sesuai dengan rencana.

2. Dengan adanya perencanaan yang disusun (tentunya sebelum suatu kegiatan dilakukan) dengan cermat dapatlah dipilih dan ditetapkan kegiatan-kegiatan mana yang diperlukan dan mana yang tidak.

3. Dengan adanya rencana, segala kegiatan dapat dilakukan secara tertib dan teratur sesuai dengan tahap-tahap yang semestinya.

Jenis-jenis Perencanaan

1. Perencanaan Strategis

Perencanaan strategis dianggap oleh organisasi secara keseluruhan dan dihasilkan oleh tingkat hirarki yang lebih tinggi dari sebuah organisasi. Berkaitan dengan tujuan jangka panjang dan strategi dan tindakan untuk mencapainya. Perencanaan ini merupakan proses dimana eksekutif / top manajer meramal arah jangka panjang dari suatu entitas dengan menetapkan target spesifik pada kinerja, dengan mempertimbangkan kondisi internal dan eksternal untuk melakukan tindakan perencanaan yang dipilih.

2. Perencanaan Taktis / Taktik

Pada tingkat kedua dari perencanaan, taktis, kinerja berada dalam setiap area fungsional bisnis, termasuk sumber daya tertentu. Perkembangannya terjadi oleh tingkat organisasi menengah, bertujuan untuk efisiensi penggunaan sumber daya yang tersedia untuk jangka menengah proyeksi. Dalam perusahaan besar dengan mudah mengidentifikasi tingkat perencanaan, yang diberikan oleh setiap kepala bagian.

3. Perencanaan Operasional

Ketidakpastian yang disebabkan oleh tekanan dan pengaruh lingkungan harus berasimilasi pada pertengahan atau taktik yang harus mengkonversi dan menafsirkan keputusan strategis, tingkat tertinggi, ke dalam rencana konkrit di tengah dan membuat rencana yang akan dilakukan dan, pada gilirannya, dibagi lagi menjadi rencana operasional dan rincian yang akan dijalankan pada tingkat operasional.

4. Perencanaan Normatif

Mengacu pada penciptaan standar, kebijakan serta peraturan yang ditetapkan untuk operasi organisasi. Hal ini bergantung pada pembentukan standar, metodologi dan metode untuk berfungsinya kegiatan yang direncanakan. 


Sumber :
http://www.slideshare.net/hendie23/pengantar-manajemen-16497322
http://www.slideshare.net/ChristianYLokas/30-definisi-manajemen-menurut-para-ahli-27861205